Rabu, 13 Maret 2013






RANA TONJONG:
Danau Teratai Raksasa Terluas Kedua 
di Dunia

Danau Rana Tonjong merupakan tempat tumbuhnya pohon teratai yang menyebar memenuhi seluruh permukaan. Tidaklah mengherankan jika danau tersebut merupakan danau teratai terluas kedua di dunia  setelah India.

Dari atas jalan berbatu di sebuah perbukitan, nampak hamparan pohon teratai raksasa/giant lotus (Victoria amazonia) atau tonjong dalam bahasa setempat, memenuhi seluruh permukaan danau yang luasnya 2.300 meter persegi itu.

Kepak sayap burung bangau dan belibis yang menerobos masuk diantara rerimbunan teratai, pertanda ada kehidupan di dalamnya. Betapa tidak, danau yang terletak di Desa Nanga Mbaling, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu juga hidup habitat ikan gabus, Lele berukuran besar dan katak.

Menurut Arsyad, Tenaga Harian Lepas (THL) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur, danau ini memiliki  keajaiban yakni hamparan pohon teratai yang memenuhi seluruh permukaan itu tidak tergantung pada debit air. Meskipun debit air mengalami penurunan di musim kemarau, tanaman teratai tidak layu atau mati.

“Bahkan pada April-Mei, bunga-bunga bermekaran, keluar dari kelopaknya. Pada 2009 dimana curah hujanmya sangat banyak pohon teratai itu berbunga terus. Tetapi pada musim kemarau beberapa batang pohon nampak kering tetapi tidak mati,” ujarnya.

Di dalam kelopak bunga terdapat biji-bijian yang dapat dimakan mentah dan memiliki rasa layaknya kacang tanah. Menurutnya, bunga teratai tersebut tidak dapat tumbuh dan berbunga di tempat lain, selain di Danau Rana Tonjong.

Dinas terkait di masa mendatang akan meningkatkan daya dukung, untuk menjaga kelestariannya karena jenis tanaman tersebut tergolong langka dan unik.

Danau Rana Tonjong dapat ditempuh melalui Ruteng, Manggarai lalu ke Reo dan Pota dengan jarak tempuh sekitar 80 kilometer dengan waktu tempuh 4,5 jam. Sedangkan jarak dari Pota, Kecamatan Sambi Rampas sekitar 3 kilometer saja.

Jika dari Borong, Ibukota Manggarai Timur, dapat ditempuh melalui Bealaing, Watunggong, Lengko Ajang. Selanjutnya menuju Danau Rana Tonjong. Sedang jarak keseluruhannya 120 kilometer, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 5,5 jam.**Sapto Adiwiloso

DANAU 
RANA KULAN:
Pesona Kesejukan 
di Hutan Elar

Tempat persinggahan yang menawarkan kesejukan.   Keasrian alamnya pun  masih sangat terjaga.

Danau Rana Kulan yang terletak di Desa Rana Kulan, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki panorama alam yang sangat menakjubkan dan masih sangat alami. Di sekeliling danau terdapat hutan yang sangat lebat dan masih terjaga keasriannya, sehingga membuat udara di sekitar danau sangat sejuk dan segar

Danau Rana Kulan luasnya sekitar 5 kilometer persegi dengan kedalaman 30 meter.  Karena letaknya di tepi jalan menuju Pota, Kecamatan Sambi Rampas, maka tak mengherankan jika danau ini menjadi tempat persinggahan yang sangat menarik bagi orang-orang yang bepergian dari atau menuju Pota.

Situasi di danau tersebut, sangat tenang karena jauh dari pemukiman penduduk. Danau dikelilingi hutan lebat yang masih sangat alami dan kebun kopi milik penduduk setempat. Dari tepi danau pengunjung dapat melihat itik air dan burung bangau yang sedang berenang dan mencari makanan di dalam danau.

Sedang dari balik pepohonan dan hutan yang rimbun terdengar kicauan burung seperti nuri peregam, dan ayam hutan yang silih berganti mengisi sunyinya danau. Danau Rana Kulan juga memiliki biota bawa air seperti ikan air tawar, udang dan belut. Banyak orang datang ke danau Rana Kulan untuk memancing sambil menikmati indahnya danau.

Bagi wisatawan yang menyukai wisata danau, disarankan agar membawa bekal makanan dan minuman secukupnya karena di sekitar danau tidak tersedia penjual makanan dan minuman yang bisa melayani kebutuhan pengunjung.

Danau Rana Kulan dapat ditempuh dari Ruteng (Ibukota Kabupaten Manggarai)  maupun dari Borong (Ibukota Manggarai Timur), menempuh jalur tengah yaitu melalui Bealaing, Watunggong, Lengko Ajang, selanjutnya langsung menuju Danau Rana Kulan. Jarak dari Ruteng sejauh 60km dan bisa di tempuh dalam 2.5 jam.

Sedangkan apabila dari Borong, sejauh 90km dengan waktu tempuh sekitar 3.5 jam. Perkiraan waktu tempuh bisa lebih lama dari perkiraan karena jalan yang dilalui beraspal tapi melewati medan yang cukup sulit dan menantang namun juga sangat bergantung pada kondisi jalan raya dan kendaraan yang dipakai.**Sapto Adiwiloso


DANAU RANA MESE:
Kilauan Permata di Tengah Rimba
Danau Rana Mese

Danau Rana Mese, dulunya merupakan sebuah kawah yang tertutup air, sehingga bagian tepi danau Nampak curam. Meski demikian, danau ini nampak bersih dan pemandangannya indah.

Sinar mentari pagi yang menembus celah pepohonan di hutan lindung, memantulkan warna-warna pelangi di permukaan Danau Rana Mese.

Pagi itu, suasananya begitu tenang dan damai. Apalagi di seputar hutan yang mengelilingi danau, kicauan berbagai jenis burung bak symphoni yang teramat merdu. Rasa penat di tubuh setelah bekerja selama sepekan pun, seketika sirna.

Danau yang berlokasi di Desa Golo Lini Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur itu berada di wilayah hutan lindung dan dikelilingi barisan pegunungan Mandosawu dan Poco Ranaka di antara wilayah Kecamatan Borong dan Poco Ranaka.

Rana Mese merupakan permata yang tersembunyi di Tengah Hutan.  Berada di ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, luas areal danau 11,5 hektar dan kedalaman 43 meter di tengah. Kedalaman di Suhu udara di Rana Mese cukup dingin.

Danau yang terletak di jalan nasional antara Ruteng – Borong itu sebelumnya merupakan sebuah kawah yang tertutup air sehingga bagian tepi danau nampak curam.

Rana Mese memiliki keanekaragaman biota bawah air seperti ikan air tawar, belut dan udang. Areal hutan ini juga menjadi habitat bagi beberapa hewan mamalia seperti monyet, landak, babi hutan dan musang serta beberapa jenis burung seperti burung hantu flores, pecuk, belibis dan kelelawar.

Aktivitas yang dapat dilakukan di danau tersebut yakni, memancing, tracking keliling danau dan berenang. Airnya sangat jernih sehingga sering digunakan sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitar.

Menurut Jeremias Tarus, petugas KSDA NTT II yang membawahi kawasan hutan di sekitar Danau Rana Mese mengatakan, di seputar danau tersebut hidup 99 species burung. “Ada beberapa tamu dari mancanegara yang tertarik mengamati jenis burung di sini hingga menginap selama seminggu,” ujarnya awal Juli lalu.

Turis-turis mancanegara yang pernah mengunjungi danau ini diantaranya berasal dari Perancis, Belanda, Jerman.

“Mereka terkesan mengunjungi danau ini karena keindahannya. Juga kondisinya sangat bersih,” ujarnya.

 Yang perlu dibenahi di seputar danau ini menurut jeremias, adalah perawatan jalur tracking di sekeliling Danau Rana Mese. Juga agar di beberapa titik dibuat bale-bale untuk tempat istirahat bagi mereka yang melakukan aktivitas tracking tersebut.

Pada Mei – September biasanya wisatawan Eropa banyak yang mengunjungi danau tersebut. Ia mengakui tahun ini pengunjung agak berkurang. Karena itu ia berharap agar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur dapat segera membenahi kondisi danau tersebut, sehingga akan menggugah minat para wisatawan khususnya mancanegara yang menyukai wisata alam.

Jeremias juga berharap agar masyarakat sekeliling danau Rana Mese dapat memanfaatkan kunjungan wisatawan dengan membuka penginapan (home stay) dan dapat berjualan berbagai jenis makanan yang dibuat dari bumbu-bumbu alami di sekitar hutan tersebut.

Untuk menuju lokasi Danau Rana Mese, pengunjung  dapat menempuh perjalanan dari Ruteng sejauh 21 km dengan waktu tempuh 30 menit. Sedang dari Borong berjarak 35 kilometer ditempuh dalam waktu 45 menit. Kondisi jalan sangat bagus.**Sapto Adiwiloso



Tidak ada komentar:

Posting Komentar