RANA
TONJONG:
Danau Teratai Raksasa Terluas Kedua
di Dunia
Danau
Rana Tonjong merupakan tempat tumbuhnya pohon teratai yang menyebar memenuhi seluruh permukaan. Tidaklah mengherankan jika danau tersebut merupakan danau teratai terluas kedua di dunia setelah India.
Dari atas jalan berbatu di sebuah perbukitan,
nampak hamparan pohon teratai raksasa/giant lotus (Victoria amazonia) atau tonjong dalam bahasa setempat, memenuhi
seluruh permukaan danau yang luasnya 2.300 meter persegi itu.
Kepak sayap burung bangau dan belibis yang
menerobos masuk diantara rerimbunan teratai, pertanda ada kehidupan di
dalamnya. Betapa tidak, danau yang terletak di Desa Nanga Mbaling, Kecamatan
Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu
juga hidup habitat ikan gabus, Lele berukuran besar dan katak.
Menurut Arsyad, Tenaga Harian Lepas (THL)
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur, danau ini
memiliki keajaiban yakni hamparan pohon
teratai yang memenuhi seluruh permukaan itu tidak tergantung pada debit air.
Meskipun debit air mengalami penurunan di musim kemarau, tanaman teratai tidak
layu atau mati.
“Bahkan pada April-Mei, bunga-bunga bermekaran,
keluar dari kelopaknya. Pada 2009 dimana curah hujanmya sangat banyak pohon
teratai itu berbunga terus. Tetapi pada musim kemarau beberapa batang pohon
nampak kering tetapi tidak mati,” ujarnya.
Di dalam kelopak bunga terdapat biji-bijian
yang dapat dimakan mentah dan memiliki rasa layaknya kacang tanah. Menurutnya,
bunga teratai tersebut tidak dapat tumbuh dan berbunga di tempat lain, selain
di Danau Rana Tonjong.
Dinas terkait di masa mendatang akan
meningkatkan daya dukung, untuk menjaga kelestariannya karena jenis tanaman
tersebut tergolong langka dan unik.
Danau Rana Tonjong dapat ditempuh melalui
Ruteng, Manggarai lalu ke Reo dan Pota dengan jarak tempuh sekitar 80 kilometer
dengan waktu tempuh 4,5 jam. Sedangkan jarak dari Pota, Kecamatan Sambi Rampas
sekitar 3 kilometer saja.
Jika dari Borong, Ibukota Manggarai Timur,
dapat ditempuh melalui Bealaing, Watunggong, Lengko Ajang. Selanjutnya menuju
Danau Rana Tonjong. Sedang jarak keseluruhannya 120 kilometer, dapat ditempuh
dengan kendaraan roda empat selama 5,5 jam.**Sapto Adiwiloso
DANAU
RANA KULAN:
Pesona Kesejukan
di Hutan Elar
Tempat
persinggahan yang menawarkan kesejukan. Keasrian alamnya pun masih sangat
terjaga.
Danau Rana Kulan yang terletak di Desa Rana
Kulan, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur
memiliki panorama alam yang sangat menakjubkan dan masih sangat alami. Di
sekeliling danau terdapat hutan yang sangat lebat dan masih terjaga
keasriannya, sehingga membuat udara di sekitar danau sangat sejuk dan segar
Danau Rana Kulan luasnya sekitar 5 kilometer
persegi dengan kedalaman 30 meter.
Karena letaknya di tepi jalan menuju Pota, Kecamatan Sambi Rampas, maka
tak mengherankan jika danau ini menjadi tempat persinggahan yang sangat menarik
bagi orang-orang yang bepergian dari atau menuju Pota.
Situasi di danau tersebut, sangat tenang karena
jauh dari pemukiman penduduk. Danau dikelilingi hutan lebat yang masih sangat
alami dan kebun kopi milik penduduk setempat. Dari tepi danau pengunjung dapat
melihat itik air dan burung bangau yang sedang berenang dan mencari makanan di
dalam danau.
Sedang dari balik pepohonan dan hutan yang
rimbun terdengar kicauan burung seperti nuri peregam, dan ayam hutan yang silih
berganti mengisi sunyinya danau. Danau Rana Kulan juga memiliki biota bawa air
seperti ikan air tawar, udang dan belut. Banyak orang datang ke danau Rana
Kulan untuk memancing sambil menikmati indahnya danau.
Bagi wisatawan yang menyukai wisata danau,
disarankan agar membawa bekal makanan dan minuman secukupnya karena di sekitar
danau tidak tersedia penjual makanan dan minuman yang bisa melayani kebutuhan
pengunjung.
Danau Rana Kulan dapat ditempuh dari Ruteng
(Ibukota Kabupaten Manggarai) maupun
dari Borong (Ibukota Manggarai Timur), menempuh jalur tengah yaitu melalui
Bealaing, Watunggong, Lengko Ajang, selanjutnya langsung menuju Danau Rana
Kulan. Jarak dari Ruteng sejauh 60km dan bisa di tempuh dalam 2.5 jam.
DANAU
RANA MESE:
Kilauan Permata di
Tengah Rimba
Danau Rana Mese |
Danau
Rana Mese, dulunya merupakan sebuah kawah yang tertutup air, sehingga bagian
tepi danau Nampak curam. Meski demikian, danau ini nampak bersih dan pemandangannya indah.
Sinar mentari pagi
yang menembus celah pepohonan di hutan lindung, memantulkan warna-warna pelangi
di permukaan Danau Rana Mese.
Pagi itu, suasananya
begitu tenang dan damai. Apalagi di seputar hutan yang
mengelilingi danau, kicauan berbagai jenis burung bak symphoni yang teramat merdu. Rasa
penat di tubuh setelah bekerja selama sepekan pun, seketika sirna.
Danau yang berlokasi
di Desa Golo Lini Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur itu berada di
wilayah hutan lindung dan dikelilingi barisan pegunungan Mandosawu dan Poco
Ranaka di antara wilayah Kecamatan Borong dan Poco Ranaka.
Rana Mese merupakan
permata yang tersembunyi di Tengah Hutan.
Berada di ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, luas areal danau
11,5 hektar dan kedalaman 43 meter di tengah. Kedalaman di Suhu
udara di Rana Mese cukup dingin.
Danau yang terletak
di jalan nasional antara Ruteng – Borong itu sebelumnya merupakan sebuah kawah
yang tertutup air sehingga bagian tepi danau nampak curam.
Rana Mese memiliki
keanekaragaman biota bawah air seperti ikan air tawar, belut dan udang. Areal
hutan ini juga menjadi habitat bagi beberapa hewan mamalia seperti monyet,
landak, babi hutan dan musang serta beberapa jenis burung seperti burung hantu
flores, pecuk, belibis dan kelelawar.
Aktivitas yang dapat
dilakukan di danau tersebut yakni, memancing, tracking keliling danau dan berenang. Airnya sangat jernih sehingga
sering digunakan sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitar.
Menurut Jeremias
Tarus, petugas KSDA NTT II yang membawahi kawasan hutan di sekitar Danau Rana
Mese mengatakan, di seputar danau tersebut hidup 99 species burung. “Ada
beberapa tamu dari mancanegara yang tertarik mengamati jenis burung di sini
hingga menginap selama seminggu,” ujarnya awal Juli lalu.
Turis-turis
mancanegara yang pernah mengunjungi danau ini diantaranya berasal dari
Perancis, Belanda, Jerman.
“Mereka terkesan
mengunjungi danau ini karena keindahannya. Juga kondisinya sangat bersih,”
ujarnya.
Yang perlu dibenahi
di seputar danau ini menurut jeremias, adalah perawatan jalur tracking di sekeliling Danau Rana Mese.
Juga agar di beberapa titik dibuat bale-bale untuk tempat istirahat bagi mereka
yang melakukan aktivitas tracking
tersebut.
Pada Mei – September
biasanya wisatawan Eropa banyak yang mengunjungi danau tersebut. Ia mengakui
tahun ini pengunjung agak berkurang. Karena itu ia berharap agar Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur dapat segera membenahi
kondisi danau tersebut, sehingga akan menggugah minat para wisatawan khususnya
mancanegara yang menyukai wisata alam.
Jeremias juga berharap
agar masyarakat sekeliling danau Rana Mese dapat
memanfaatkan kunjungan wisatawan dengan membuka penginapan (home stay) dan dapat berjualan berbagai
jenis makanan yang dibuat dari bumbu-bumbu alami di sekitar hutan tersebut.
Untuk menuju lokasi Danau Rana
Mese, pengunjung dapat menempuh perjalanan dari
Ruteng sejauh 21 km dengan waktu tempuh 30 menit. Sedang dari Borong berjarak
35 kilometer ditempuh dalam waktu 45 menit. Kondisi jalan sangat bagus.**Sapto Adiwiloso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar